Halaman
53
Kehidupan Bermasyarakat
1. Carilah dua buah puisi di buku, koran, majalah, atau internet.
2. Berilah tanda-tanda cara membacanya.
3. Bacalah puisi di depan kelas tersebut dengan memukau berdasarkan teknik
yang kamu pelajari.
4. Teman-teman yang lain memberi penilaian dengan format.
b = baik, c = cukup,
k = kurang
5. Tulislah isi puisi tersebut.
6. Tulis pesan yang tersirat dalam puisi tersebut.
C.
Mendiskusikan Cerpen
6.1 Berbicara (Sastra)
Tujuan Pembelajaran:
Kamu akan mampu mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita
pendek melalui kegiatan diskusi.
Kamu tentu senang membaca cerpen, bukan? Apa alasanmu senang membaca
cerpen? Mungkin karena halamannya tidak tebal sehingga tidak menghabiskan
waktu lama untuk membacanya. Atau mungkin karena dengan membaca cerpen
kamu akan merasa terhibur dengan ceritanya.
Pelajaran ini akan mengajakmu berlatih menemukan hal-hal menarik atau
mengesankan dari sebuah cerpen, kemudian mendiskusikannya bersama-sama.
1. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisi tentang kehidupan
seseorang dan diceritakan secara ringkas. Cerita dalam cerpen hanya sebagian
kecil dari kehidupan manusia. Cerita pendek karya seseorang atau beberapa or-
ang biasanya dikumpulkan dalam sebuah buku kumpulan yang dinamakan
buku
kumpulan cerpen
.
Kerjakan di buku tugasmu!
Nama
Teman
. . . .
. . . .
. . . .
Sikap
b/c/k
Intonasi
b/c/k
Cara Membaca
b/c/k
Kejelasan
b/c/k
Masukan
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
3
54
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
2. Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri sebuah cerpen berbeda dengan ciri karya sastra jenis lain (novel atau
roman).
Sebuah cerpen memiliki ciri-ciri antara lain:
a. memiliki alur tunggal, karena jalan ceritanya hanya satu,
b . jalan cerita singkat, karena menceritakan sebagian masalah seseorang saja,
c. pelaku-pelakunya memiliki satu konflik sampai akhir penyelesaian,
d. terdiri dari kurang lebih 10.000 kata, dan lebih pendek dari novel,
e. para pelakunya memiliki perubahan nasib di akhir penyelesaian (
ending
) cerita.
3. Hal-Hal yang Menarik dari Cerpen
Hal-hal yang menarik dari suatu cerpen dapat ditemukan dari tema cerita,
amanat cerita, bahasa, penyajian, jalan cerita, dan sebagainya.
Untuk menemukan hal menarik dari suatu cerpen, syaratnya kamu harus
membaca keseluruhan cerpen dengan saksama.
Di bawah ini ada naskah cerpen. Coba kamu pahami dan diskusikan isinya
bersama teman-temanmu!
Biarkan Kami Tertawa
Suasana ruang makan, siang itu begitu riuh. Tidak seperti biasanya. Orang-
orang di tempat itu tertawa-tawa. Tawa lepas. Sampai-sampai ada yang meneteskan
air mata. Saking kelepasan tertawanya. Mereka terus tertawa. Seperti nasi, lauk-
pauk yang menjadi jatah siang itu, ada yang di hadapannya, hanya menjadi barang
hiasan. Sedikit pembicaraan, lalu tertawa kembali. Bersama-sama. Berirama. Irama
tawa yang lepas. Ruang makan itu, hanya terdengar suara tawa. Tidak terdengar
denting sendok dan piring, tak henti. Seluruh karyawan PT. Garmen Santosa
menikmati istirahat. Jam makan siang.
“ Kapan lagi kita bisa seperti ini?” celutuk Umar.
Kembali disambut tawa. Meski tidak lucu. Tetapi tawa itu terus menerus
berkepanjangan.
”Kita nikmati suasana seperti ini,”ujar Netty sang marketing.
”Kita rayakan bersama-sama,” timpah Diah dari bagian akunting.
Ledakan tawa terus bergema. Sementara Ngatijah dari petugas dapur katin
hanya bisa menatap, tak tahu apa yang tengah terjadi, dan heran.
”Ada apa to mbak?, Kok semua pada tertawa-tawa,” kemudian Ngatijah
bertanya.
Justru pertanyaan Ngatijah itu, kian meledak tawa para karyawan yang
berjumlah 50 orang itu.
”Pokoknya, hari ini kita harus tertawa, Yu”! ujar Laura sekretaris manager,
“pokoknya kita tertawa,” sambungnya lagi. Dan, semua kembali terbahak-bahak.
55
Kehidupan Bermasyarakat
Ngatijah kian bingung. Tetapi kemudian ikut tertawa.
”Semoga suasana seperti ini bisa kita ulangi!” timpal Hardi dari pengadaan
barang.
”Kapan, Har?” tanya Maryoto, personalia yang sok usil itu.
”Kapan-kapan....” sambung Darto yang menirukan lagu Koes Plus. Kontan
aja semua kembali tertawa.
Suasana siang itu, di dalam ruang makan, terus berlanjut. Betul mereka
menikmatinya, meski udara siang itu begitu panas. Seperti hati mereka yang ada
di dalam.
Bentangan hari yang bakal dilewati tidak seperti yang sedang ditertawainya.
Begitu panjang dan samar-samar.
Tetapi mereka terus tertawa dan tertawa.
”Ssstt....., Pak Manager lewat!” ujar Laura.
Tawa yang gemuruh itu , tiba-tiba berhenti. Tak ada suara, hanya suara helaan
nafas panjang. Saling berebut, saling menatap, saling menyembunyikan hati
masing-masing. Para karyawan wanita, tidak sedikit yang mengeluarkan air mata.
Air mata? Mereka harus berusaha untuk saling menyembunyikan kegundahan
hati.
Pak Manager masuk ruang makan, bingung. Suasana begitu senyap, suara
yang didengarnya tadi itu lenyap. Sepi hanya tatapan kosong, menatap dirinya,
lalu duduk di kursi biasanya. Laura yang biasanya duduk di dekat Pak Manager,
kini malah bergabung dengan teman-temannya yang lain. Serba salah Pak Manager
duduk sendirian. Meja masih utuh dengan nasi dan lauk-pauk. Kursi satunya
kosong, hingga nampak ada sesuatu yang kurang, di ujung ruangan.
”Kenapa kalian diam? Tadi kudengar kalian tertawa, apa yang lucu?” kata
Pak Manager yang memecah keheningan.
56
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Semuanya hanya saling pandang, saling berbisik, hanya mampu menatap
Pak Manager, dengan tatapan bertanya-tanya.
”Apa yang kau tertawakan, Har?” kembali Pak Manager bertanya kepada
Hardi, Ketua SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) di kota itu.
Hardi diam, tak berani untuk berkata. Hanya tatapan matanya yang berani
untuk menatap Pak Manager.
”Aku ingin tahu, apa yang kalian tertawakan?”
”Kami hanya tertawa menertawakan nasib-nasib kami ini, Pak! Menatap
bayang-bayang hari esok,” jawab Hardi sedikit ketakutan.
”Memang kita perlu tertawa hari ini. Mari kita tertawa!” ajak Pak Manager.
Kontan saja seluruh karyawan yang ada di ruang makan itu melepaskan
ketegangannya, suasananya kian gemuruh.
”Sekarang ini, kita hanya memang punya tawa yang tersisa. Tidak ada lagi
yang bisa kita banggakan selain tertawa dari tempat ini, perusahaan ini,” sambung
Pak Manager.
Disambung dengan tawanya yang begitu bebas. “Pak! Apa kita masih bisa
tertawa esok hari?” tanya Agus dari
cleaning service
, yang sejak awal hanya banyak
merenung ketimbang ikut tertawa.
Pak Manager menghentikan tawanya. Seluruh karyawan juga ikut
menghentikan. Suasana ruangan itu kembali hening. Nasi, lauk-pauk, meja, kursi,
masih seperti semula. Utuh belum tersentuh, hanya di atas meja ada beberapa
tetes air mata membasahi.
”Tawa untuk siapa, Gus? Untuk mengejek kita atau untuk mengejek dunia?
tukas Pak Manager. Dan disambut tawa kembali.
”Perusahaan ini dari pusat sudah ditutup, karena terus merugi. Garmen
sekarang sudah tidak bisa diekspor, kena kuota. Dan bulan ini, perusahaan ini
sudah bangkrut. Apa kita mau protes, sama siapa? Atau unjuk rasa, sama siapa?
Atau malah mau bunuh diri, di mana hayo....?” Pak Manager kembali tertawa.
Disambut seluruh karyawan yang ada.
”Sekarang ini, kita hanya punya tawa, dan pemerintah, serta direksilah yang
menyimpan tawa untuk esok hari. Untuk ditunda kemudian hari. Inilah dampak
kenaikan BBM, dan kebijakan perusahaan pusat,” ada suara getir dari ucapan
Pak Manager.
”Kita ini sebetulnya di-PHK ya, Pak? Tetapi siapa mem-PHK siapa, tidak jelas.
Kami akan jalan kaki bersama, menuju Gedung Dewan. Di sana kami tidak akan
protes atau demo. Tetapi kami hanya akan membawakan drama tawa kami ini,
Pak!” ucap Hardi. ”Ke Gedung Dewan hanya ingin tertawa? Ha....ha...ha...,”
dan disambut tawa seluruh karyawan.
Kembali suara tawa itu terus berkepanjangan. Tidak pernah berhenti, ruang
makan itu seperti akan roboh oleh tawa 51 manusia yang ada di dalamnya begitu
bergema.
57
Kehidupan Bermasyarakat
”Dan, aku usul! Semua yang hadir dan ikut ke Gedung Dewan harus memakai
dasi. Baik laki-laki maupun perempuan,” ucap Pak Manager lagi. Tawa itu terus
bergema tanpa batas.
Siang itu pula, sehabis dari ruang makan, Pak Manager telah menerima surat
dari PT. Garmen Santosa, bahwa cabang yang ada di kota “Y” telah ditutup. T
entang
pesangon, menunggu berita selanjutnya. Dan itu dibacakan, Pak Manager,
pada
seluruh karyawan yang tengah berkumpul menuju Gedung Dewan.
Semua mendengar, semua tertawa, karena sebuah lelucon yang didengar.
Kapan itu berarti bayang-bayang lagi karena tidak jelas tidak tahu kapan akan
dapat pesangon. Hanya gaji terakhir di bulan itulah yang mereka terima.
Dan seperti itu telah direncanakan. Mereka berjalan kaki menuju Gedung
Dewan dengan berdasi, Pak Manager yang memimpin langsung. Sepanjang jalan
ke 51 karyawan PT. Garmen Santosa itu terus tertawa-tawa. Tidak ada slogan-
slogan, tidak ada bentangan spanduk-spanduk besar, tidak ada tulisan-tulisan
yang menghujat, kecuali spanduk berukuran 2 meter kali 1 bertuliskan
”BIARKAN KAMI TERTAWA!”
Hanya itu yang mereka bawa. Dibawa paling depan oleh Laura dan Netty,
sepanjang jalan mereka terus tertawa-tawa. Orang-orang yang melihat tingkah laku
mereka ikut tertawa, hingga sampai ke depan Gedung Dewan tetap tertawa-tawa.
Dan mereka menunggu orang-orang Dewan keluar melihat mereka. Yang
menjadi pertanyaan setiap benak ke-51 karyawan itu,”Apakah para anggota
Dewan juga ikut tertawa?”
Magelang 2007, oleh Triman Laksana
Kerjakan di buku tugasmu!
Untuk memahami isi cerita, coba jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini!
1. Mengapa karyawan PT. Garmen Santosa tertawa?
2. Apa yang mereka harapkan dalam suasana itu?
3. Bagaimana komentar Pak Manager dangan adanya tawa yang gemuruh itu?
4. Mengapa Pak Manager ikut tertawa?
5. Siapakah yang memberi tahu bahwa perusahaan PT. Garmen Santosa
bangkrut?
4
58
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Kerjakan di buku tugasmu!
No.
1.
Tema
cerpen
..........................................................
2.
Amanat
cerpen
..........................................................
3.
Alur/jalan
cerita
..........................................................
4.
Para
pelaku
..........................................................
5.
Setting
cerita
..........................................................
6.
Realitas cerita
dengan kehidupan
..........................................................
sekarang
7.
Nilai-nilai dalam
cerpen
..........................................................
Hal yang
Menarik
Penjelasanmu
Dari cerpen di atas, coba ungkapkan hal-hal yang menarik dari sudut
pandang berikut!
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas tiga sampai empat anggota.
2. Carilah sebuah cerpen di buku, majalah, koran, atau internet bertopik
kemasyarakatan.
3. Baca dan pahami cerita dalam cerpen tersebut.
4. Diskusikan bersama kelompokmu mengenai hal-hal berikut ini.
a. tema
b. amanat
c. penokohan
d. alur
e. isi cerita,
f. hal-hal menarik dan tidak menarik, serta
g. nilai-nilai dalam cerpen.
5. Tulislah pendapat kelompokmu dengan disertai alasan yang logis.
6. Tulis pula ringkasan ceritanya.
7. Laporkan kepada gurumu untuk ditandatangani dan diberi penilaian.
5
2